Petualangan di Hutan Candy
Written by Varda
Di pagi yang cerah, angin berhembus dengan lembutnya. Empat sahabat terlihat asyik bermain. Mereka adalah Pedro si kuda, Kimmy si kucing, Cici si kelinci, dan Bingo si beruang. Ketika mereka berlari-larian di bawah pohon raksasa, mereka menemukan sebuah kotak tua yang tampak lusuh di dasar lubang yang tak sengaja mereka temukan.
“Hei! Lihat itu! Ada sebuah kotak di dasar lubang!” kata Kimmy si kucing.
Serta merta teman-temannya langsung berlari ke arah kotak tersebut. Lalu keempat sahabat itu segera mengangkat kotak itu. Ketika mereka membuka kotak tua itu, mereka menyadari bahwa ada secarik kertas di dalamnya.
“Kira-kira, ini kertas apa, ya?” Cici membuka secarik kertas itu keheranan.
Ketika kertas itu dibuka, mereka terkejut karena ternyata isinya adalah peta harta karun!
“Wah! Keren!” kata Bingo si beruang takjub.
Peta itu menggambarkan bahwa mereka harus menuju ke hutan Candy untuk mendapatkan harta karun yang tersembunyi. Tanpa berpikir panjang, keempat sekawan itu langsung menelusuri jalan agar sampai ke hutan Candy.
Setelah sampai, mereka terkejut karena isi hutan Candy adalah segalanya yang terbuat dari permen. Mulai dari pepohonan, batu, tanah, semuanya!
“Wow! Hutan ini benar-benar unik, ya!” kata Bingo si beruang yang masih tak percaya.
Karena melihat segalanya terbuat dari permen, keempat sahabat itu memutuskan untuk memakannya dulu sampai puas. Dan ketika mereka melanjutkan perjalanan, mereka bertemu makhluk aneh yang besar seperti monster.
“Cici, kamu jangan tegang, ya,” ujar Kimmy yang melihat Cici si kelinci gemetar. “Kita harus mendengarkan monster ini dulu dan setelah ini mungkin kita akan lolos,” lanjut Kimmy.
Mereka pun mulai mendekati si monster.
“Selamat datang di hutan Candy! Namaku Mon, jika kalian ingin mendapatkan harta karun, kalian harus memecahkan teka-teki dan misi akan yang kuberikan. Hahaha!” kata si Monster.
“Kami pasti siap, Mon!” ujar mereka bersamaan. Mereka juga berjanji pada Mon bahwa mereka tak akan menyerah sampai mereka mendapatkan harta karun
“Baik, pertanyaan dariku cuma dua, tetapi kalian jangan kaget dengan pertanyaanku!” ujar Mon. “Pertanyaan yang pertama adalah, apa nama sayuran yang berwarna oren? Dan pertanyaan berikutnya, apa nama planet keempat?” Mon langsung bertanya dua pertanyaan sekaligus. Mereka pun mulai berpikir keras.
Keempat sahabat itu kemudian menjawab pertanyaan Mon, ”Jawaban yang pertama adalah wortel dan yang kedua adalah Mars!” Mon pun kemudian segera memberikan kertas misi kepada mereka dan memindahkan mereka secara ajaib.
CLINGGG!
Secepat kilat, tiba-tiba mereka sudah ada di bawah pohon lollipop raksasa ajaib. Keempat sahabat itu terpaku oleh pintu yang tiba-tiba muncul di atas permukaan pohon tersebut. Dan tak lama, keluar kertas lusuh dari sana.
“Ah! Ini mungkin kertas misi yang dibilang monster tadi!” pikir Kimmy.
“Iya, lihat! Di sini dituliskan bahwa kita harus mencari sepatu emas di dalam pohon besar ini!” kata Cici yang dari tadi paling sibuk membaca isi kertas itu.
Mereka pun pergi mencari sepatu emas yang ada di dalam pohon raksasa itu. Hanya butuh waktu dua menit, mereka langsung bisa menemukan sepatu yang dimaksud kertas misi yang mereka pegang.
Tetapi, ketika tangan Cici ingin mengambil sepatu emas tersebut, ada sebuah kotak yang langsung menutupi sepatu emas itu. Untungnya tangan Cici tidak tertutup kotak itu. Lalu sebuah kertas yang mempunyai sebuah pertanyaan menempel di atas kotak itu.
“Soal perkalian rupanya, dua ratus dikali empat, sama dengan berapa, ya?, ” ujar Cici. Keempat sahabat itu kemudian berpikir dan mereka pun mendapatkan jawabannya dalam waktu lima menit dan langsung berbisik ke kotak itu. Kotaknya pun terbuka dan mereka berempat bisa mengambil sepatu emas itu.
“Oke, kita lanjut ke misi kedua! kata Bingo.
“Hmm misi yang kedua itu mencari amplop berwarna hitam, lalu di dalam amplop itu katanya ada sesuatu yang berharga,” ujar Pedro yang kali ini membaca daftar misinya.
Mereka memutuskan untuk berpencar saja guna menemukan amplop itu dengan cepat. Dan lima menit kemudian, mereka masing-masing melihat permen berbentuk amplop yang terdapat lubang hitam ditengahnya.
“Teman-teman, aku dapat nih,” ujar Pedro memanggil Cici, Bingo dan Kimmy.
Namun anehnya, ketiga temannya juga mendapatkan amplop yang serupa.
“Lho, kok ada banyak begini?” Bingo kebingungan. Dan dibalas dengan bahu yang terangkat dari teman-temannya pertanda mereka juga tak tahu.
“Kita buka saja semuanya!” Kimmy mulai tak sabar.
Setelah dibuka, ternyata di dalam amplop Cici ada mutiara kecil. Mutiara yang indah yang bisa membuat siapa saja yang melihatnya terkesima.
Mereka pun lanjut ke misi yang ketiga, yaitu mencari bunga melati yang harumnya sangat kuat.
“Aku susah mencium wangi lain. Di sini terlalu banyak aroma permen manis,” ujar Bingo.
Bingo benar. Dari pertama kali mereka berempat masuk ke hutan Candy, semua memang beraroma makanan manis dan tidak ada wangi bunga sekali pun.
Sampai akhirnya, Pedro melihat ada sekumpulan cahaya putih yang berkilauan di kejauhan. Dan mereka berempat menghampirinya.
“Apa ada yang sama sepertiku? Aku mencium wangi melati yang sangat harum!” kata Cici ketika mereka berjalan mendekati cahaya putih itu.
Semua teman-temannya mengangguk, mencium wangi yang sangat dahsyat yang menjadikan mereka berjalan lebih cepat mendekat.
“Wow! Ini adalah bunga melati yang terbuat dari kristal!” Mata Pedro berkaca-kaca setelah melihat apa yang ada di hadapannya.
“Yuhuuu, Yeaah!” seru Cici sambil melompat-lompat senang.
“Kenapa, Ci?, kok lompat-lompat” ujar Bingo, Kimmy dan Pedro bingung.
“Iya, soalnya kan kita tinggal menyelasaikan satu misi lagi!” kata Cici.
Ucapan Cici membuat teman-temannya senang. Akhirnya!
“Aku yang bacakan misi yang terakhir, ya! Misi keempat ini seperti bukan misi, sebab misinya hanya harus membaca beberapa kata yang pada jendela di luar pohon ini,” kata Bingo.
Memerlukan waktu yang lumayan lama untuk menemukan misi yang ketiga, namun Pedro lebih dulu menemukan tulisan itu. “Ini dia, teman-teman! Tapi tulisannya terlalu kecil. Aku tak bisa membacanya.”
Kimmy mendekat dan mulai membaca tulisan itu. “Jika kalian ingin mendapatkan harta karun, lepaskanlah barang yang sudah kalian ambil dan taruh kembali ke dalam pintu pohon lolipop tadi.”
Sesaat setelah semua mengetahui bunyi tulisan itu, semua terdiam. Hanya Bingo yang kebingungan.
“Lho, kok semua bengong? Memangnya kita mengambil apa dari pohon permen itu? Perasaan, aku enggak …” omongan Bingo menggantung.
Bingo baru menyadari bahwa Kimmy ternyata dari tadi memakai sepatu emas yang mereka temukan, Cici yang masih memegang mutiara, dan Pedro yang menggigit bunga dari kristal.
“Mana mungkin kami meninggalkan ini semua?” kata Cici yang makin mendekap Mutiara dengan tangannya dengan tatapan memelas.
“Iya, ini sangatlah cantik,” ujar Kimmy memandangi sepatu emasnya. Diikuti dengan Pedro yang ikut mengangguk.
“Sudahlah, kalau kita mau merelakan barang yang kecil, kita akan mendapatlan barang yang lebih besar,” kata Bingo sedikit tak enak hati.
Namun Bingo benar, di dalam kertas misi tidak ada tulisan bahwa barang-barang yang mereka anggap berharga itu boleh mereka bawa pulang. Setelah menyadari hal itu, Kimmy, Cici dan Pedro mengembalikan apa yang mereka ambil ke dalam pohon itu.
Setelahnya, tiba-tiba tanah yang mereka pijaki bergerak perlahan dan memperlihatkan ada sebuah peti emas yang terkubur di dalamnya. Dengan kembali bersemangat, mereka bekerja sama untuk mengeluarkan peti emas itu. Cici yang menggali, Bingo juga Pedro yang mengangkat, dan Kimmy yang membersihkan tanah. Mereka kemudian melihat ada banyak sekali emas berbentuk berbagai macam permen di dalamnya!
Ternyata benar, kalau kita bisa mengikhlaskan hal kecil, maka kita akan mendapatkan hal yang lebih besar.